Padang - Dinas Pariwisata Kota Padang menghelat pelatihan. Puluhan pelaku pariwisata pengelola homestay dan pondok wisata mengikutinya dengan serius sepanjang, Senin (1/11/2021), antara lain untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.
Dalam event pelatihan ini pelaku pariwisata diajak untuk meningkatkan kualitas pelayanan, bangunan lokasi dan fasilitas, dengan konsep yang shifting (beralih) jadi quality dan sustainable tourism.
Seperti yang diungkapkan Kadis Pariwisata Kota Padang, Arfian yang diwakili Kabid Ekonomi Kreatif, Andi Amir, dengan tajuk "Peningkatan Kualitas Pelayanan Industri Pariwisata melalui Pengembangan Homestay/Pondok Wisata, Pemerintah Kota Padang mendukung pengembangan homestay atau pondok wisata dikawasan timur kota padang, terbuka peluang buat homestay karena pengembangan homestay juga tidak lepas dari pengembangan desa wisata oleh pokdarwis.
"Banyaknya Pokdarwis di Kota Padang yang mengelola daerahnya menjadi desa wisata dan semakin besar menyusul daya tariknya dengan penampilan atraksi dan seni budaya, maka homestay akan jadi andalan ke depan, " paparnyanya.
Pada pelatihan itu, Andi Amir menyampaikan pengembangan homestay akan dapat memberi dampak tidak hanya bagi sektor pariwisata itu sendiri tetapi juga turut menggerakkan ekonomi sekitar.Dewasa ini homestay mengalami perubahan positif, mulai dari kualitas pelayanan, bangunan lokasi dan fasilitas, dengan konsep yang shifting (beralih) jadi quality dan sustainable tourism.
"Beralihnya konsep pariwisata yang terjadi, di mana wisatawan kini lebih fokus pada pengalaman yang didapat, maka pengembangan homestay punya peluang terus dilakukan, " ujarnyanya.
Ditambahkannya, homestay berpeluang besar karena konsep pariwisata yang shifting ini, karena ternyata wisatawan lebih banyak miliki pengalaman khas tentang daerah. Homestay berpeluang besar terutama dengan pertimbangan investasi kecil dan relatif singkat.
"Hal wajib dimiliki pondok wisata atau homestay untuk bisa ikut mendukung percepatan pemulihan sektor pariwisata (kebutuhan khusus), Pertama, linen (sprei) dan handuk harus warnanya putih. Kedua, harus ada WiFi. Ketiga, kamar mandi yang bersih dengan shower (pancuran). Keempat, opsi untuk mendapatkan televisi, kelima yaitu menghadirkan alternatif produk ekonomi kreatif untuk makan malam atau sarapan pagi wisatawan, " tutupnya. (Adi Kampay)